Berdasarkan teori maslow terdapat 5 kebutuhan dasar manusia.
- Physiological Needs
- Safety/Security Needs
- Social Needs
- Esteem Needs
- Self-actualization Needs
Dengan menelaah judul diatas, menurut penulis termasuk kedalam Esteem Needs (kebutuhan akan penghargaan). Seorang manusia atau yang dimaksud dalam judul tersebut adalah pegawai, akan sampai pada tingkatan ingin berprestasi dan memiliki prestise. Dengan peran seorang pegawai yang memiliki keterikatan terhadap perusahaan tentu saja akan berusaha untuk mendapatkan penghargaan, dan untuk mendapatkan penghargaan tersebut seorang pegawai harus menunjukan kinerja yang baik. Dan untuk mencapai self-actualization needs seorang pegawai akan berusaha untuk memberikan kinerja terbaik dan akan berusaha terlibat dalam semua aktivitas kantor, baik yang berhubungan dengan pekerjaan maupun non pekerjaan. Bila perusahaan memberikan keleluasan lebih sesuai dengan kewenangan pegawai tersebut maka pegawai tersebut akan lebih berusaha maksimal untuk memberikan kinerja terbaik.
Bila seorang pegawai tidak memiliki motivasi untuk memenuhi kebutuhan sesuai dengan teori Maslow, hampir dipastikan bahwa pegawai tersebut tidak akan bisa memberikan kinerja terbaik.
- Masalah yang diangkat
- apakah kinerja yang baik dari seorang pegawai terpengaruh oleh kualitas kehidupan kerja;
- apakah keterikatan dari seorang pegawai terpengaruh oleh kualitas kehidupan kerja;
- apakah employe engagement mempengaruhi kinerja pegawai;
- apakah employe engagement memberikan pengaruh kualitas kehidupan kerja terhadap kinerja pegawai.
- Temuan hal baru
- Kualitas kehidupan kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja pegawai.
- Kesimpulan anda hal-hal penting dikaitkan dengan Manajemen Kinerja
- Lingkungan kerja ataupun kualitas kehidupan kerja sangat berpengaruh terhadap kinerja yang diberikan oleh seorang pegawai. Selain memenuhi teori Maslow untuk mencapai level paling tinggi pada Teori Maslow, dengan lingkungan kerja yang positif, bersaing secara sehat, rekan kerja yang bisa diajak kerjasama, dan perusahaan memberikan kesempatan kepada pegawai untuk dapat terlibat dengan pembuatan kebijakan kantor maka kinerja yang dihasilkan oleh seorang pegawai akan stabil dan akan memacu untuk memberikan kinerja terbaik;
- Sebaliknya bila kualitas kehidupan kerja buruk, maka seorang pegawai hanya akan merasa sebagai pegawai biasa saja yang tidak berkeinginan untuk memberikan kontribusi terbaik ataupun kinerja terbaik. Dan dalam kondisi ini seorang pegawai akan mudah untuk memutuskan keluar dari perusahaan tersebut. Bahkan bisa jadi pegawai tersebut menjadi sumber masalah di perusahaan tersebut;
- Sebuah perusahaan atau organisasi yang dapat menerapkan manajemen kinerja dengan baik akan memperoleh kinerja pegawai yang baik yang akan membawa perusahaan ke arah yang lebih baik dan memberikan keuntungan bagi sebuah perusahaan;
- Berdasarkan pengalaman pribadi, dengan lingkungan kerja yang baik, maka seorang pegawai akan merasa memiliki perusahaan dan bangga terhadap perusahaan tersebut, sehingga apabila kinerja dirasa kurang, maka dalam waktu cepat akan berusaha kembali untuk menunjukan performa atau kinerja terbaik.
- Untuk menghasilkan seorang pegawai yang memiliki kinerja terbaik, diperlukan pelatihan keterampilan sesuai dengan bidang atau keahlian pegawai tersebut. Hard skill maupun soft skill mutlak dibutuhkan bagi seorang pegawai untuk dapat memberikan kinerja terbaik.
referensi:
Angela Kusuma, Agoes Ganesha Rahyuda. (2021). The Role of Employee Engagement Mediated The Influence of Quality of Work Life on Employee Performance. Universitas Udayana. Volume 12, Issue2, 1 Juni 2021, pages 295-309