Sumberdaya manusia tidak terpisah dengan manajemen SDM. Sebagai faktor produksi dan atau aset suatu organisasi SDM akan sangat ditentukan oleh manajemen SDM (MSDM) itu sendiri. MSDM konvensional memandang SDM adalah faktor produksi sedang MSDM strategik melihat SDM adalah aset paling berharga bagi perusahaan/organisasi.
Dengan MSDM yang tepat SDM organisasi akan berdaya guna dan fokus pada pencapaian tujuan organisasi. Bicara MSDM kita bicara efektifitas, efisiensi, prosuktifitas, kualitas kerja, kompetensi, keunggulan kompetitif dan kinerja. Dengan MSDM yang efektif, maka peran-peran SDM mampu berkinerja tinggi dan menjadikan organisasi memiliki daya saing dan berkembang dalam tujuan organisasi strategik.
SDM dan MSDM dapat diibaratkan sebagai “pengendara dan kendaraan nya” saling menentukan dan menguatkan satu sama lain, SDM berkualitas tanpa manajemen akan menjadi kekuatan potensi yang tidak memiliki daya gerak, tidak akan memiliki arah pencapaian tujuan yang baik.
MSDM yang baik tanpa SDM berkualitas seperti mobil canggih yang dilengkapi teknologi tinggi tetapi tidak bisa bergerak hanya menjadi pusat kekaguman saja. SDM dan MSDM saling menguatkan dalam pencapaian tujuan individu dan organisasi/perusahaan.
Dalam buku Grand Strategy Indonesia, Guru saya Dr. Erman Suparno (2010) mengatakan bahwa globalisasi bagaikan pisau bermata dua, disatu sisi telah berhasil menyusutkan dunia yang kecil menjadi lebih kecil, sekaligus menyederhanakan arena persaingan, antara individu dan antara bangsa-bangsa secara global.
Namun disisi lain, globalisasi juga telah mengakibatkan tidak meratanya kepemilikan informasi dan menyebabkan kegagalan pasar sebagai institusi sosial. Dr. Erman menegaskan bahwa globalisasi dengan sistem pasar yang terlalu bebas tanpa campur tangan pemerintah, menciptakan negara kaya, tetapi dengan rakyatnya yang tetap miskin.